Alvi Nailus Sa'adah

Rabu, 30 November 2011

Tomboy itu Istimewa

Rabu , 30 November 2011

TOMBOY, SI CEWEK ISTIMEWA


Dari judulnya aja udah kelihatan bahwa postinganku kali ini akan membahas tentang apa. Yap, tentang cewek tomboy. Diriku banget! Dan aku berterima kasih sekali kepada majalah GADIS yang sudah mengulas tentang ini. Jadi, aku ulas kembali di sini yah, juga supaya aku tetap ingat dengan karakterku. :)

I saw a spider, I didn’t scream
Cause I can belch the alphabeth, just double-dog-dare-me
And I choice guitar over ballet
And I’ll take these suckers down
Cause they just get in my way
-    One of the Boys, Katy Perry

Cewek tomboy pasti suka lagu milik Katy Perry ini. Soalnya liriknya tepat banget menggambarkan karakter dirinya. Jadi cewek tomboy itu memang asyik. Nggak perlu ribet sama penampilan, bisa main basket sepuasnya, tanpa takut menghitam, dan bisa kenalan sama dunia cowok yang seru banget.
Masalahnya, nggak semua orang bisa menerima karakter kita yang “kelaki-lakian” ini. Nggak usah jauh-jauh, mama pasti pernah menyindir penampilan dan tingkah laku kita yang seperti cowok itu? Hmm, memangnya ada yang salah ya, dengan karakter kita ini?

TOMBOY ITU…
Sebenarnya gimana sih karakter tomboy itu? Menurut Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Indonesia, Jakarta, secara biologis, setiap orang memiliki dua sisi, yaitu feminine dan maskulin. “Kalau pada cowok sisi maskulinnya lebih menonjol sementar pada cewek, sisi femininnya yang lebih menonjol. Namun di beberapa kasus, ada juga cewek yang sisi maskulinnya cukup menonjol-seperti pada cewek tomboy, begitu pula sebaliknya.” Jelasnya.
Dilihat dari sisi sosialnya, karakter tomboy itu bisa terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar. Misalnya, dalam keluarga, kita dikelilingi oleh kakak dan adik cowok. *Itu aku banget*. Kita bisa dengan mudahnya mengenal dunia cowok dan “belajar” dari orang terdekat ini. Mulai dari yang sederhana seperti cara berjalan, sampai pola piker dan cara kita bersikap. Karena terbiasa, kita pun merasa nyaman dengan karakter maskulin ini.

ENAKNYA JADI SI TOMBOY
“Aku bisa punya banyak teman cewek plus cowok. Enaknya lagi, nggak ada cowok yang berani kurang aja sama aku. Soalnya, kalau mereka macam-macam, aku nggak takut untuk melawan.” Beber Gita Sucia, Alumni GADIS Sampul 2009 yang mengaku dulunya tomboy ini. Masih banyak lagi kelebihan lain dari cewek tomboy, yaitu:
ð Umumnya, cewek yang tomboy lebih mandiri. Nggak ada masalah tuh, ketika harus pergi ke mana-mana sendirian.
ð Berjiwa kompetisi. Menurut Andrew Smiler, psikolog dari SUNY Oswego, pada cewe tomboy, sifat yang satu ini biasanya berwujud dalam bentuk hobi olahraga atau bermain games.
ð Cuek dalam penampilan. Sementara cewek lain sibuk berdandan supaya kelihatan cantik, cewek tomboy justru nyaman tampil sederhana dengan T-Shirt dan jeans belelnya. Baginya, kenyamanan adalah yang terpenting.
ð Lebih protektif. Eits, siapa bilang cewek tomboy nggak peduli sama sekitar? Di balik sikap cueknya, cewek tipe ini justru punya jiwa melindungi yang tinggi, lho. Meski kelihatannya nggak akur, si tomboy ini justru care banget sama mama.
ð Percaya diri. Memiliki kombinasi sisi maskulin dan feminine dalam satu tubuh, bikin cewek tipe ini bisa membawa diri ke lingkungan mana pun, bahkan di ranah cowok. Makanya, nggak heran kalau kita punya lebih banyak teman, baik cewek maupun cowok.

TOMBOY IS OKAY, ASAL…
Well, jadi cewek tomboy memang banyak untungnya! Tapi, seperti yang tadi sempat disinggung, kita tetaplah seorang perempuan, yang dasarnya berbeda dengan cowok. Oleh karena itu, ada beberapa hal nih, yang nggak boleh kita lupakan, sebagai seorang cewek tomboy:
ð Walaupun mengusung gaya simpel dan anti ribet, tetaplah berpenampilan seperti perempuan. Sekarang ini banyak banget lho, model baju cewek yang feminine tapi nggak bikin kita kelihatan terlalu girly. “Intinya, jangan sampai kita memakai baju-baju cowok.” Tegas Roslina. *Ups! Sepertinya aku sudah melanggar yang ini. Lihat aja lemari bajuku, 75% adalah baju dan celana cowok*
ð Tambah terus jumlah sobat cewek kita.  Lewat masukan dan pengaruh dari mereka, kita bisa masuk dan mengenal dunia cewek yang nggak kalah asyiknya dari dunia cowok. Jadi hidup kita lebih seimbang.
ð Wajib hukumnya tetap memegang etika alias sopan santun. Hindari mengadopsi attitude cowok yang “nggak banget”, seperti buang ludah sembarangan *yeeekkk*, menaikkan kaki, menoyor kepala, apalagi sampai menjelekkan dan meremehkan kaum sendiri, ya.

MASIH BISA BERUBAH?
Jangan khawatir, girls! Meski sisi maskulin kita cukup dominan, tapi masih bisa kok, menonjolkan sisi feminine kita. “Pada dasarnya, kita ini perempuan, lho. Jadi masih mungkin banget jadi lebih feminine.” Ujar Rosalina, Ada beberapa situasi dan kondisi yang bisa memancing sisi feminine dari diri kita, seperti:
ð Saat kita naksir seorang cowok. Perhatikan deh, saat kita menyukai seseorang, biasanya kita jadi lebih peduli penampilan untuk menarik perhatiannya *kok aku enggak ya?*. Kita pun jadi senang melihat segala sesuatu yang indah-indah. Bye-bye, T-shirt, dan jeans belel!
ð Masukan dari seorang sobat cewek. Ketika kita lebih sering dan lebih banyak bergaul dengan sobat cewek, pengaruh dari mereka pun bakal lebih kuat.
ð Munculnya self-awareness. Tanpa kita duga, kesadaran diri kita sebagai perempuan bisa muncul kapan saja. Saat kesadaran diri ini muncul, kita pun dengan senang hati menjadi cewek seutuhnya.
ð Karena factor lingkungan. Misalnya, ketika kita masuk ke boarding khusus cewek yang sebagian besar suka bersih-bersih, memasak, merapikan sesuatu, dan menjunjung tinggi keindahan. Maka, mau nggak mau, sisi feminine itu akan terasah dengan sendirinya.

TOMBOY, BISA JADI NEGATIF?
Sudah jadi aturan umum bahwa sesuatu yang sifatnya berlebihan akan menjadi negatif dan bisa berbahaya. Menurut Sarah Showfety, seorang professional life coach dalam tulisannya di www.psychologycaltoday.com, saat kita terlalu nyaman berada di dunia cowok, kita akan menolak sisi feminine yang ada di diri kita.
Ini bisa ditandai dengan munculnya anggapan bahwa cewek itu adalah makhluk yang lemah bahkan menganggap cewek itu membosankan. Sarah juga menegaskan, efeknya nggak cuma sebatas penampilan, aktivitas dan perilaku yang seperti cowok saja. Tapi juga bisa merubah orientasi seksual kita, seperti menyukai sesama jenis. Wah, panjang juga ya urusannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar